Segenggam Cinta dari Moskwa (catatan perjalanan di Rusia) by M. AJI SURYA
“Kebenaran tumbuh dimana saja. Keunikan dan keajaiban dapat muncul disemua
tempat. Kebijakan dan kebajikan hidup bermekaran disemua pelosok dunia termasuk
di tempat yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Kebenaran, keunikan, serta
keajaiban pun tumbuh subur di bekas negeri komunis Rusia.
Kumpulan catatan perjalanan pengembaraan selama hampir 4 tahun di negeri
berung putih (dulu beruang merah) yang kini menjelma menjadi dunia yang unik,
cantik, dan eksotis. Ditulis dengan rasa cinta yang menghangatkan kehidupan
anak manusia”
Dulunya dikenal dengan nama Uni
Soviet namum setelah runtuh pasca perang dunia kedua, kemudian berubah nama
menjadi Rusia. Bekas negara adidaya yang dulunya menjadi saingan terberat negeri paman sam, Amerika Serikat. Negara bekas
pemimpin besar dan kiblat bagi negara berpaham sosialis lainnya di dunia.
Negara yang sewaktu masih bernama Uni Soviet dan menjunjung komunisme, terkenal
keras dan amat tertutup pada dunia hingga dijuliki sebagai negri tirai besi.
Inilah sekelumit informasi yang pastinya akan saya jabarkan jika ada yang
bertanya pada saya mengenai apa yang saya ketahui tentang Rusia. Setidaknya
itulah yang akan saya katakan dulu,.... duluuuu sekali sebelum saya membaca
buku ini.
Segenggam Cinta dari Moskwa karangan M. Aji
Surya, benar-benar telah mengubah cara pandang saya tentang Rusia, memberikan
saya ‘kaca mata’ baru untuk melihat Rusia dari sudut pandang yang juga sama
sekali baru. Buku ini membuat saya mampu melihat Rusia sebagai ‘masa kini’,
bukan cuma sebagai sepenggal kisah tua dalam buku pelajaran sejarah yang sering
saya tekuni kala masih duduk di bangku sekolah dulu. Terus terang selama ini,
saya tidak begitu tertarik dengan Rusia, buat saya Rusia seakan hanya hidup di
bab dalam buku sejarah tentang perang dunia, sebuah pengingat dan bukti betapa
kebanyakan manusia haus akan kebebasan dan benci akan kungkungan. Selama
beberapa waktu, saya seakan di-ninabobo-kan oleh pemikiran ini, saya lupa bahwa
Rusia juga menghidupi masa kini dan memiliki masa depan, sama seperti semua
negara lainnya di dunia ini.
This book how ever give a perspective and a whole new knowledge about this
amazingly adorable country, Russia!. Saya tak henti-hentinya
berdecak kagum saat membaca buku ini, setiap halamannya seakan mampu
menghipnotis saya akan keunikan negara yang dulunya dikenal sebagai Negri
Beruang Merah . “Russia cannot be
understood by the mind alone, No ordinary yardstick can span her greatness. She
stand alone, uniqe – in Russia, one can only believe” saya pun mengamini penggalan
puisi karya penyair Fyodor Ivanovich Tyutchev ini, rasanya tak ada lagi
ungkapan yang lebih pas untuk menggambarkan Russia selain dengan yang
dituliskan oleh Tyutchev. Rusia sekarang sangat berbeda dengan Rusia yang
dahulu, walaupun sempat luluh lantak akibat kalah dalam perang dunia, Rusia
ternyata tidak sedikitpun kehilangan pesonanya. Rusia sama seperti negara
lainnya sedang menggeliat dengan aktif dalam mencari dan menyempurnyakan
‘isme’nya, Russia isn’t a perfect country
but sure it is heading for a better future, all it need is time!
Ada satu hal yang unik dari buku
ini, selain membuka cakrawala kita tentang Negri-nya gedung-gedung Kremlin,
buku ini juga menambah pemahaman kita tentang
Islam!. “Loh? Kok jauh ya?” “bukannya ini buku tentang Rusia?”
“memangnya ada banyak ya muslim di
Rusia?”mungkin beberapa pertanyaan ini yang akan singgah dikepala kita,
tapi memang inilah adanya. Buku ini banyak mengisahkan kehidupan umat muslim di
Rusia, yang juga baru saya ketahui, ternyata merupakan negara dengan penduduk
muslim terbesar di Eropa!. Rusia yang sebelumnya saya pikir sangat tertutup dan
otoriter, ternyata malah bisa dibilang cukup permisif menyoal kebebasan
beragama, Jumlah umat muslim di Rusia saja ada sekitar 25 juta jiwa!, sayangnya
jumlah yang besar ini belum didukung dangan tersedianya sarana ibadah yang
memadai. Saya merasa ditampar tatkala membaca betapa besar ketaatan dan excitement masyarakat dalam menjalankan
kegiatan keagamaan. Dalam kegiatan sholat jum’at atau bahkan sholat idul fitri
dan idul adha, jumlah pengunjung masjid sangat membludak, bahkan ada yang
sampai harus sholat di depan pelataran masjid yang secara otomatis berarti
sholat di depan imam, karna space
yang tersedia tidak cukup besar sedang yang ingin beribadah bisa berjejer
hingga 2 kilometer panjangnya.
“Karna keadaan darurat pula, maka sholat berjamaah di Masjid Prospek Mira (salah
satu masjid terbesar di kota Moskow, Rusia)
sudah tidak lagi mengikuti kaidah-kaidah fikih. Makmum di depan imam tidak
dipersoalkan lagi. Salat di tempat yang tidak suci seperti jalanan menjadi sah
adanya. Bahkan makmum tidak dapat mendengar suara imam bahkan melihatnya,
dianggap hal yang wajar. Tuhan itu maha tahu dan tidak mempersulit hambaNya,
begitu kata jemaah”
Tantangan yang dihadapi jemaah
bukan itu saja, karna kapasitas masjid yang relatif kecil dibandingkan jumlah
jemaah sholat, maka para jemaah pun harus datang 1 atau 2 jam lebih awal dari
waktu sholat hanya untuk menikmati kemewahan berupa sholat di dalam masjid.
Keadaan ini kadang diperparah oleh faktor alam, saat cuaca sedang buruk atau
pada saat musim dingin misalnya, maka jemaah yang tidak kebagian tempat di
dalam masjid harus rela menghadapi ganasnya cuaca diluar. Bahkan diceritakan
pula dalam buku ini seorang dubes dari indonesia yang melaksanakan sholat
jum’at di luar masjid (tentu saja karna tidak kebagian tempat) harus sholat
ditemani guyuran salju dan suasana dingin yang seakan menusuk semua pori-pori
kulit. Hebatnya semua jamaah tetap bergeming dan berusaha untuk khusyuk dalam
sholat, walaupun keadaan disekitarnya bukanlah tantangan yang bisa dengan mudah
diabaikan. Membaca kisah-kisah yang demikian membuat saya menjadi terharu
sekaligus malu, saya yang tinggal di negara berpenduduk muslim terbesar di
dunia, dengan jutaan masjid dan semua sarana yang nyaman memudahkan dalam
beribadah saja, masih sering
menunda-nunda mengerjakan sholat hingga waktu sholatnya hampir berganti. Saya
rasa sekaranglah saatnya kita (terutama saya) berkaca pada kegigihan dan
ketaatan muslim Rusia dalam melaksanakan ibadah,... .pada akhirnya saya hanya
bisa berharap semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat saat kita lupa dan
terlena....
nice review sepertinya buku ini pun bagus
ReplyDeleteEMI